Jumat, 26 Juni 2015

Bulan di Bola Mataku


pagi itu di kota Yogyakarta terik membakar kulitku. Sampai punggung tanganku terlihat lebih hitam dari lengan tangan.
Yogyakarta sudah tak se-sejuk dahulu seperti yang ku tau dari berita-berita, sekarang padat penduduk. Dengan semakin bertambahnya perguruan tinggi, semakin bertambah pula manusia-manusia di sini. Aku salah satunya. Pendatang dari daerah lain. Tapi meski begitu. Setidaknya masih ada hal menarik di kota istimewa ini. Tinggal dan melanjutkan kuliah di sini adalah keinginanku sejak SMK. aku harus bisa menghargai harapanku sendiri. Harapan yang kini sudah dan sedang ku jalani.
Hal itu (tentang standar) membuatku tertawa sendiri sepanjang perjalanan. dan mengingatkanku tentang kejadian-kejadian yang ku bilang lucu. Kejadian dari awal masuk kuliah. Saat OSPEK aku berbeda sendiri membawa barang yang di perintahkan. Ceritanya kakak kelas menyuruh Maba (Mahasiswa Baru) membawa SNOWMAN = manusia salju.
parahnya aku tak tau kalau ternyata SNOWMAN itu merek Pena. Aku di tertawakan seluruh penghuni ruangan saat itu. Karena yang aku bawa malah tisu yang ku buat mirip manusia salju. Aku pun jadi ikut-ikutan mentertawakan diriku. Seketika terlintas bayangan saat aku lupa tak mencopot helm-ku ketika hendak menuju kelas. aku melihat banyak mahasiswa yang memandangiku aneh sambil senyam-senyum. Mereka yang duduk di tangga depan pintu masuk membuatku sadar sendiri. spontan aku merasa masih ada beban di atas kepala ini. Hihi… tanpa banyak mikir aku langsung mencopot helm-ku dan menaruhnya di motor.
Debu-debu di jalanan beterbangan. Kadang tak sungkan menerobos masuk ke mata ini. Ternyata kaca helm-ku tak cukup melindungi. Syukurnya aku memakai masker. jadi hidungku masih aman. Teringat mata kuliah Antropology yang membahas budaya. Lampu BANGJO / Traffict Light (lampu merah) memberhentikan lajuan gas kendaraan-kendaraan. Sudah jadi budaya. Yah… selain untuk bergantian menyeberang, ternyata Lampu Bangjo juga jadi symbol lapangan pekerjaan. Ada penjual Koran di sana. Dan jika kau beruntung, mungkin kau bisa melihat pertunjukan live show di depan garis pembatas. Biasanya yang ku lihat adalah pertunjukan yoyo. Tentunya selama lampu hijau belum menyala. Selain itu juga Ada pengemis, pengamen dan penjual jajanan ringan. Baru itu yang aku tau. Itu artinya, bisa di katakan lampu merah pembawa berkah bagi para pekerja di tempat tersebut.
Teet teet !!! suara klakson dari pengendara di bagian belakang terdengar berisik. Lampu hijau sudah menyala. tanpa memperhatikan lampu kuning. Motor ku gas dengan kecepatan tinggi. Hal tersebut sudah terbiasa di kalangan pengendara. Seakan lampu kuning bicara : “hati-hati ngebutnya ! dibelakang juga banyak yang ngebut lho !” hehe… ini bisa di sebut budaya kan? Sebut saja Budaya Lampu Bangjo.
Terik masih gembira memancarkan sinarnya, begitu juga aku masih bersemangat melaju ke kampus. Seolah terik tau bagaimana membakar cintaku. “Semangat nak !” begitu pikirku seandainya matahari bisa ngomong. Ssssttttt !!!! Rem kaki ku injak, kampus sudah menyambutku dengan beberapa mahasiswanya yang sedang nongkrong di parkiran.
Alhamdulillah… ucapku seraya melangkah meninggalkan motor.
Hari itu jadwal kuliahku hanya 2 mata kuliah, anggap saja begitu. Karena aku lupa. Hihi. Sewaktu istirahat, ponselku bergetar. Drrrttt… drrrttt… 1 pesan diterima. Isinya apa coba? Kumpul organisasi. “Yaahh… pulang sore lagi” gumamku.
heuh… ternyata bukan lagi pulang sore, tapi bisa di bilang sampai malam.
mau gimana lagi? akhirnya aku terima saja. Ya wis lah, nikmati. Desahku dengan logat ngapak.
Bertepatan waktu isya, aku pulang dari kampus. Di perjalanan, mataku binar sesekali melihat ke atas (langit), yang sedang menggantung dengan indah sebuah cahaya bulat. Yang cahayanya adalah sorotan dari matahari. Orang-orang menyebutnya “BULAN”. aku pun begitu. mataku makin binar saat lampu merah menghentikan lajuanku. “Bulan di Bola Mataku” batinku lirih.
dialah sang bulan, sebuah bayangan. Yang sungguh bisa ku nikmati. Pesonanya menyimpan banyak makna. Aku selalu suka makhluk itu. Keanggunannya membuatku lupa kelelahanku. Bahkan membayar lelahku. Sampai aku lupa untuk menjalankan motorku saat lampu hijau sudah menyala. Dan membuatku hampir tuli suara klakson pengendara entah motor / mobil di bagian belakang yang baru saja ku sadari berisiknya. Bulan… bulan selalu indah di mataku. Tuhan sudah merencanakan hal ini untukku.. Terima kasih. Begitu pikirku singkat. Aku bersyukur meskipun pulang malam, karena dengan begitu justru aku dapat memandang bulan sejelas saat itu. Selalu ada saja yang perlu di syukuri. Aku jadi semakin yakin untuk selalu mencoba menemukan hal baik di balik setiap kejadian, kelelahan dan berbagai hal yang sebelumnya tak ku harapkan.

___TAMAT___

#love_you ^_^

pemahaman yang entah


kau berlari dari kenyataan
menjauhi segala kepedihan dan kebencian
kau pergi dan membiarkan luka hati tetap menganga

sementara aku turut merasakannya
siapalah aku?
aku bukan siapa-siapa

kau biarkan dirimu tetap terluka dengan segala pemberian
kau menjauh...
dari semua pintu penjelasan
mata yang dulu binar memandang sejuk
kini asing tak terjelaskan lagi

aku terdiam ditengah malam dan membiarkan diriku dingin
berdebat dengan batin

aku hanya merasakan kasih sayanglah yang kau butuh
bagaimana mungkin aku menuntut kasih sayang darimu?
jika kau sendiri kekurangan?

debat batinku panjang
menyisakan pemahaman yang entah

aku menyayangimu ^_^

Alhamdulillah... Puji Syukur atas segala nikmat yang tak mampu kuhitung
dan tak mungkin terhitung....
terlalu banyak yang Kau berikan bagi kehidupanku
terlalu banyak kebaikan yang aku terima
sungguh... aku hanya bisa menangisi diriku ini

aku terjepit dalam egoku sendiri
aku tau tentang sesuatu, tapi keberanianku terhenti.

maafkan aku...
terimakasih untuk kemarin, dan saat ini...
aku selalu berharap yang terbaik untuknya, untuk semua...
aku mencintai keindahan...
dan aku berharap, aku akan senantiasa fokus dengan keindahan
keceriaan, senyum yang tulus, dan hati yang belajar menyatu dengan keselarasan
aku memperhatikan...
aku merindukan nafas yang tenang
nafas yang merasakan sekelilingku
yang rindu akan damai..
aku selalu berharap yang terbaik...
Terimakasih untuk segalanya

_/|\_
aku menyayangimu