Minggu, 05 Juni 2016

INTERVENSI PHOBIA ULAT BULU


  1. IDENTITAS klien

Nama : Amalia Ana Khoirunnisa
Tgl lahir/umur : 17 Mei 1996 / 20 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Bersaudara : 5
Anak ke berapa : 3  
Nama ibu-bapak : Siti Makmuratun-Aji Pranoto
Umur ibu-bapak : 50-49
Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan bapak : Wiraswasta


  1. Kasus  POBHIA ULAT BULU
Sewaktu kecil, lia sering memanjat pepohonan yang ada buahnya, seperti pohon jambu, mangga, rambutan, dan talok. Kebetulan pohon-pohon itu sering dihinggapi ulat bulu. Sering pula ulat-ulat itu menjatuhi bajunya dan membuat kulitnya kemudian memerah dan gatal-gatal.
Sewaktu TK, lia pernah memanjat pohon talok di depan rumahnya dengan temannya, fitra. Pohon itu berjejer tiga sekaligus. Sebelum memanjat, lia menanyai dulu ada atau tidak ulat bulu di pohon tersebut. Temannya mengatakan tidak ada. Lalu lia pun memanjat pohon talok dan memetik banyak buahnya. Setelah ingin pindah ke pohon satunya melalui ranting yang terhubung, tiba-tiba dia melihat banyak sekali ulat bulu disekelilingnya. Lia ketakutan, berteriak kepada temannya sambil menangis dan mengatakan bahwa dia tidak dapat turun.
Mendengar jeritannya, ibunya keluar dari rumah menuju pusat teriakan. Setelah beberapa saat kemudian, lia dapat turun dengan bantuan tangga.  Karena kejadian itu, pada akhirnya membuat lia lebih memilih menghindari ulat bulu sekaligus menghindari menaiki pohon yang ada ulat bulunya. Lia jadi ketakutan jika melihat ulat bulu. Melihat semua benda yang mirip dengan ulat bulu pun jadi merasa takut dan mengira kalau-kalau itu adalah ulat bulu.


  1. A. Riwayat Permasalahan
Deskripsi/Riwayat kasus (apa saja yang perlu diungkap : lihat file riwayat kasus)
  1. lia mengalami phobia terhadap ulat bulu, kalo melihat benda-benda yang dikira mirip dengan ulat bulu, dia ketakutan, mengira bahwa itu ulat bulu.
  2. Hal yang menyebabkan lia takut sama ulat bulu karena trauma masa kecil, kalau baju atau tubuhnya kena ulat, kulitnya jadi merah dan gatal-gatal.
  3. Lia menyadari bahwa dia phobia ulat bulu sewaktu SD
  4. perubahan frekuensi sudah mengendor... sekarang ngga terlalu takut seperti dulu, meski masih ada rasa takut. Durasinya ngga terlalu lama, kalo liat ulat bulu takut, tapi kalo udah ngga liat.. beberapa saat kemudian udah ngga terbayang-bayang lagi.
  5. Penanganan sebelumnya tidak ada, dari lembaga formal juga tidak ada. Upaya untuk mengatasi paling dari diri sendiri aja, belajar untuk memberanikan diri ngga menghindar kalo liat ulat bulu dan menyadari lia lebih besar dari ulat bulu

B. Latar belakang keluarga
Pekerjaan ayah lia sebagai wiraswasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga, penghasilan keluarga lia termasuk menengah. Lia mengatakan kalau pamannya (ade ayahnya) punya gangguan skizofrenia. Keluarganya tidak ada masalah pernikahan (baik-baik saja). Keluarganya masih lengkap, punya ayah dan ibu, punya 2 kakak laki-laki dan 2 adik, yang satu perempuan dan satunya lagi laki-laki. Hubungan dengan keluarga bisa dibilang kurang harmonis karena ayahnya cenderung cuek, kurang perhatian pada anak-anaknya, ibunya cenderung cerewet dan sering marah-marah (suka membesar-besarkan hal-hal kecil). Kedua orang tuanya saat ini sehat walafiat. Hubungan dengan saudaranya dekat, tetapi tidak sampai curhat-curhatan masalah pribadi, hanya bercanda layaknya saudara pada umumnya.
Hubungan dengan sanak saudara dari pihak ibu dekat, tetapi dari pihak ayah tidak. Lia lahir di purworejo, pindah ke jogja pas usia TK, sewaktu SMA mondok di jawa timur, lia dibesarkan di daerah perdesaan.

C. Riwayat pribadi
a. Masa Bayi
lia mengaku pernah mengalami muntaber kritis ketika bayi, sampai dilarikan ke rumah sakit dengan tergesa-gesa oleh ibunya dan dokter berkata bahwa kalau terlambat beberapa menit saja, akan sulit dalam pertolongan.
Lia juga mengatakan dia pernah di cubit sampe memar kebiru-biruan dan membekas. Muntaber yang dialami lia adalah riwayat medis awal. Tentang toilet training, orangtuanya mengajarkannya kepada lia sewaktu masih kecil.

b. Masa Kanak-kanak dan Pertengahan
Penyesuaian dengan sekolah berlangsung lancar tidak ada gangguan
Hubungan dengan teman sebaya tidak ada masalah, semua berjalan normal, akrab dengan teman
mengenai Prestasi akademik, lia pernah mendapat ranking 2 sewaktu kelas 2 SD. Tetapi karena kurangnya dukungan atau perhatian orangtua terhadap prestasinya, prestasinya jadi menurun kembali.   Hubungan dengan orangtua, sewaktu kecil lia dekat dengan ayahnya, ayahnya suka mengajak dia kondangan padahal saudara-saudaranya tidak diajak.
Bersepeda, memancing/mencari ikan di sungai dan bermain bola adalah hobinya sewaktu kanak-kanak.
Lia mengatakan tidak ada perubahan yang terlalu penting dalam hidupnya sewaktu kanak-kanak, berjalan sewajarnya.

c. Masa Remaja
tidak ada perbuatan yang dilakukan berhubungan dengan obat-obatan dan tidak ada keluhan tentang seksualitas. Kencan pertama lia pergi double date dengan temannya ke amplaz setelah ujian kenaikan kelas (SMP).
Lia mengalami pubertas (haid) sewaktu kelas satu SMP bulan agustus 2011, dia kaget karena untuk pertama kalinya, haid membuat lia merasa sudah waktunya untuk mengenakan hijab, padahal waktu itu dia belum ingin memakai hijab.
d. Masa Dewasa Awal dan Pertengahan
pekerjaannya masih sebagai mahasiswa. lia mengaku perihal hubungan interpersonalnya dia cenderung menutup diri, kurang bisa bersosialisasi.  Lia belum puas dengan tujuan hidupnya. Hobinya di masa ini membaca novel, menonton film, bersepeda. Pada saya mengaku dia ingin menikah muda.

konsep diri lia, lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa. ingatan paling membahagiakan adalah ketika mondok di pesantren di jawa timur dan ingatan yang paling menyedihkan adalah ketika di pondok mengalami sakit dan ingin pulang, tetapi tidak mendapat ijin untuk pulang

ingatan paling awal adalah peristiwa membahagiakan masa kecil. Lia takut ketinggian dan takut berbicara di depan orang banyak. Somatik di alami lia kalau akan berbicara di depan orang banyak, perutnya mules ingin ke toilet buang air, setelah buang air, langsung sembuh. Selain itu, kalau disuruh melakukan hal yang tidak dia inginkan, dia merasa pusing. Peristiwa yang membahagiakan bagi lia adalah ketika pergi liburan bersama teman dekat dan peristiwa yang membahagiakan adalah ketika melihat diri sendiri dan berfikir betapa menyedihkannya dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar